Minggu, 25 Januari 2009

BUKTI PENEMUAN GIGI RATU MESIR

Hatsheput, Ratu Mesir (1540-1481 SM) memberikan persembahan kepada Horus, dewa berkepala elang. Para arkeolog mengatakan mereka telah menemukan tubuh ratu Mesir tersebut. (flicker)


Mumi tersebut teridentifikasi sebagai seorang wanita bertubuh gemuk dengan usia sekitar 50 tahun yang memiliki gigi busuk yang meninggal akibat kanker tulang, demikian yang dikatakan Zahi Hawass dalam sebuah konferensi pers sehubungan dengan penemuan ini.

Ditemukan pada tahun 1903 di sebuah makam di Lembah Kerajaan, di mana Pharaoh Tutankhamun muda dimakamkan, dan Hawass sendiri berpikir demikian hingga baru-baru ini diketahui bahwa mumi tersebut adalah sang pemilik makam, perawat Hatshepsut yang bernama Sitre In.

Namun bukti yang menentukan adalah ditemukannya sebuah geraham di dalam kotak kayu bertuliskan nama sang ratu pada tahun 1881 di kuil Deir al-Bahari, yang berjarak sekitar 1.000 meter dari tempat rahasia para mumi kerajaan dikumpulkan dan sengaja disembunyikan demi keamanan.

Selama proses pembalseman, biasanya ada bagian tubuh yang dipisahkan dan diawetkan di dalam kotak penyimpanan.

Ahli gigi Professor Yehya Zakariya memeriksa seluruh tubuh mumi yang diyakini adalah Hatshepsut dan menemukan bahwa gigi yang ditemukan benar-benar pas ditempatkan di dalam celah bagian rahang atas dari wanita gemuk tersebut.

"Penemuan gigi beserta rahang dapat menunjukkan kalau ini adalah Hatshepsut," kata Hawass. Gigi tersebut bagaikan sebuah sidik jari. "

"Dikatakan seratus persen pasti. Lebarnya 1.8 cm dan ahli gigi mengukur dan mempelajari bagian tersebut. Ia menemukannya benar-benar cocok seratus persen dengan bagian ini," kata Hawass kepada Reuters.

Tes DNA


Tim arkeolog yang meneliti mumi tersebut juga melakukan serangkaian tes DNA dan hasil awal menunjukkan kecocokkan antara DNA mumi dan Ahmose Nefertari, istri dari penemu dinasti ke-18 yang kemungkinan adalah nenek moyang Hatshepsut.

Analisis DNA-nya sangat rumit karena Hawass pernah menyimpulkan bahwa mumi tersebut pernah diasumsikan adalah Tuthmosis I, ayah Hatshepsut, yang akhirnya diketahui bukan. Sepertinya itu adalah milik dari seorang pria yang jauh lebih muda usianya yang meninggal karena luka akibat tertusuk panah, katanya.

Saat ditanya mengapa ia tidak ingin menunggu analisa DNA keseluruhan, Hawass mengatakan, "Anda tidak perlu bukti lain (selain gigi). Dan kami jelas memiliki sebuah jawaban pasti sekarang mengenai kesamaan antara Hatshepsut dan neneknya, Ahmose Nefertari."

Seorang peneliti Mesir yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan tidak semua arkeolog meyakini penemuan ini benar adanya. "Ini merupakan bagian yang menarik dari pengambilan kesimpulan ilmiah yang mengacu pada kebenaran, " kata arkeolog.

Surat kabar The New York Times mengutip perkataan Kathryn Bard, seorang peneliti Mesir di Universitas Boston, yang mengatakan: "Anda harus benar-benar teliti dalam mengambil kesimpulan dari data-data seperti demikian."

Kebingungan mengenai identifikasi berbagai mumi kerajaan kerap muncul dalam peristiwa-peristiwa politik sepeninggal mumi-mumi tersebut.

Makam Hatshepsut, misalnya, ditemukan terbongkar dan tanpa jasad mumi wanita, kemungkinan karena anak laki-laki sekaligus penggantinya, Tuthmosis III, berusaha menghapus seluruh kenangan ibunya sepeninggal sang ratu di abad 1482 SM.

Para pendeta kemungkinan memindahkan koleksi 40 mumi kerajaan, termasuk juga kotak berisi gigi ke Deir al-Bahari ratusan tahun setelah pharaoh meninggal, dalam usaha melindungi mumi-mumi tersebut dari penyalahgunaan dan pencurian selama masa-masa ketidakamanan. (rtr/ evl)
Credit to : http://www.epochtimes.co.id/iptek.php?id=112

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Tuliskan Komentar Anda ^^