Salah Kaprah Bayi Kalung Usus
LILITAN tali pusat (kalung usus) sering dikaitkan dengan anak yang pantas mengenakan beragam warna busana. Padahal, kondisi begitu sebenarnya bukanlah membanggakan. Justru membahayakan.
Tali pusat memang berukuran cukup panjang. Normalnya, 50-100 cm. Bentuknya mirip usus dan lentur. Fungsinya menghubungkan plasenta dan pusar janin. Melalui tali pusat itulah, tersalur nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan si mungil. Hanya, janin aktif dan tali pusat yang panjang berakibat lilitan tali pusat. Lilitan bisa ke seluruh tubuh janin atau melilit leher saja. Itulah yang membuat anak yang terlilit tali pusat disebut berkalung usus.
Ada beberapa kemungkinan saat proses persalinan. ''Bayi dilahirkan normal tanpa masalah. Bisa juga terpaksa caesar,'' ujar dr Budiyo Santoso SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Adi Husada Kapasari.
Dia menjelaskan, pada kondisi siap dilahirkan, bayi mungkin tertahan. Sebab, lilitan tali pusat mengganjal dan mempersempit jalan lahir. Bahayanya, saat kontraksi, lilitan pada leher janin semakin kuat. ''Jika sampai lima menit tali pusat melilit leher bayi dan tidak segera dibebaskan, bayi bisa pucat hingga mati,'' katanya. Keadaan begini, mungkin bisa diibaratkan dengan bunuh diri menggunakan tali.
Dokter Didi Dewanto SpOG menambahkan, sebenarnya bayi yang terlilit tali pusat bisa dideteksi dengan pemeriksaan USG (ultrasonografi). ''Selain itu, colour doppler mampu mendeteksi aliran darah dari tali pusat,'' ujarnya. Pemeriksaan ini, hendaknya dilakukan pada pekan-pekan akhir kehamilan.
Bila dari hasil pemeriksaan itu diketahui janin terlilit tali pusat, baik dokter maupun ibu siap mental. ''Tetap diupayakan lahir spontan. Dengan tetap mempersiapkan kamar operasi,'' tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan Tuliskan Komentar Anda ^^