Minggu, 02 November 2008

OSTEOPOROSIS

OSTEOPOROSIS
pada usia Menopause

Oleh Dr. Yahya Dharmawan SpOG
Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS MITRA KEMAYORAN

Bagi perempuan yang telah menopause sering terjadinya tulang keropos.

Bagaimana cara mencegah dan mengatasinya ?

Membayangkan hari tua, memang tidak enak. Segala kelebihan yang dimiliki di masa muda, sepertinya sudah tinggal kenangan. Belum lagi berhadapan dengan masalah kesehatan, aduh pusing.

Apa itu osteoporosis ?

Bagi kaum perempuan, apalagi yang telah mengalami menopause, terjadinya tulang keropos atau osteoporosis. Yaitu, penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang, sehingga tulang mudah patah dan tidak tahan terhadap benturan ringan.
Sebenarnya laki - laki maupun perempuan akan mengalami penyusutan kepadatan tulang setelah mencapai usia tua. Namun pada perempuan proses penyusutannya terjadi lebih besar karena dipengaruhi oleh hormon esterogen. Perbandingannya, 1 dari 3 perempuan mengalami osteoporosis. Sedangkan laki - laki hanya 1 dari 8 laki - laki.

Kapan penyusutan tulang terjadi ?

Penyusutan kepadatan tulang mulai terjadi berangsur - angsur sejak perempuan berusia 30 - 40 tahun dan osteoporosis mulai dapat dijumpai kurang lebih 5 - 10 tahun setelah menopause. Tulang yang sering meng-alami patah pada perempuan menopause adalah daerah lengan bawah, belakang dan paha.
Tulang merupakan suatu organ yang terus menjalani proses pembaharuan (remodeling). Struktur tulang terdiri dari osteosit, osteoblas, osteoid, mineral dan kolagen. Osteoid merupakan struktur tulang yang paling aktif mempertahankan keseimbangan kalsium sebagai mineral dalam tulang. Sedangkan osteoklas merupakan sel yang menghancurkan tulang. Dan osteoblas merupakan sel yang membantu proses pembentukan tulang.
Benang - benang kolagen membuat tulang menjadi elastis. Tipe kolagen yang berada di kulit. Pada osteoporosis, osteoklas bekerja lebih aktif dibandingkan dengan osteoblas, sehingga tulang menjadi keropos.

Kecenderungan osteoporosis

Mengetahui secara dini, apakah seseorang men-derita osteoporosis atau tidak, sangat penting. Upaya pertama adalah mengetahui faktor risiko yang dihadapi selama hidupnya. Salah satunya adalah kekurangan esterogen. Risiko lain adalah tidak pernah mengalami haid sejak muda, olah raga berat, osteoporosis di keluarga, terlampau kurus, menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun, dapat terjadi pada perokok, kurang olah raga, kurang gizi, kurang sinar matahari, konsumsi kopi dan alkohol berlebihan, makanan banyak mengandung fosfat (soft drink, daging) dan sebagainya.

Terapi Sulin Hormon

Bagi yang menopause, harus sedini mungkin diberikan hormon pengganti esterogen, setahun setelah haid terhenti atau bila haid tidak teratur, namun telah mengalami beberapa keluhan menopause. Esterogen alamiah dapat diberikan selama kurang lebih 10 -20 tahun, agar saat memasuki usia lebih dari 65 tahun, tulangnya masih tetap kuat. Pada perempuan yang masih memiliki rahim, esterogen alamiah harus dikombinasi dengan progesterone alamiah. Hormone Replacement Therapy (HRT), atau Terapi Sulin Hormon (TSH).
Setahun setelah pemberian hormon mulai terlihat adanya peningkatan kepadatan tulang belakang sampai 50%. Patah tulang lengan bawah dan tulang belakang dapat diturunkan 60% - 90%. Keuntungan pemberian hormon pengganti juga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, penyakit alzheimer, stroke dan kanker usus besar. Pada perempuan yang mengalami kontradiksi pemberian hormon pengganti, atau pada perempuan atas alasan tertentu hormon pengganti harus dihentikan segera untuk mencegah osteoporosis dapat diberikan kalsium, vitamin D3. kalsitonin atau bifosfonat.

Deteksi Dini ?

Upaya berikutnya adalah deteksi dini osteoporosis, dengan menggunakan alat kedokteran, yaitu densito-meter dengan prinsip sinar X (DEXA). Seperti Bonedensitometry Lunar GE.
Diagnosis secara laboratorik, kurang bermanfaat untuk mendiagnosis dini osteoporosis. Karena setiap individu memiliki proses metabolisme tulang berbeda. Namun tinggi atau rendahnya, tidak dapat menggambarkan ketebalan tulang dan meramalkan ada atau tidaknya patah tulang. Saat ini tersedia alat canggih yang disebut "Bone Densitometry Lunar GE" yang dapat mengukur densitas massa tulang dengan ketepatan 98 - 99% dibandingkan dengan alat lain. Sehingga menjadi referensi bagi dokter dan pasien untuk mengetahui kepadatan tulang dengan lebih akurat lagi.
Semakin dini osteoporosis diketahui, semakin baik kualitas hidup seseorang. Pemeriksaan dengan alat ini aman, cepat dan tidak memerlukan persiapan khusus, tanpa rasa sakit.

credit to http://www.st-yohanesbosco.org/bosconian-detail.php?id=222&sub_id=62

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Tuliskan Komentar Anda ^^